Program Makan Siang Gratis Presiden Prabowo, Belajar dari Praktik Global dalam Perspektif Manajemen Publik

Penulis: Dr. Purbayakti Kusuma Wijayanto, S.Sos., M.Si.

Ilmu Administrasi Publik adalah ilmu yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat.  Buktinya terlihat dari ulasan fenomena Program Makan Siang Gratis Presiden Prabowo dalam artikel ini; dan MAP FISIP UNISRI akan membagikan kompetensi analitis keilmuan ini kepada Anda melalui pembelajaran di MAP FISIP UNISRI.

Program makan siang gratis bagi murid sekolah di seluruh Indonesia sudah mulai dilaksanakan.  Gagasan yang menjadi kebijakan strategis dalam membangun generasi muda sehat dan berkualitas.  Dari perspektif manajemen publik, program ini mengintegrasikan aspek kesejahteraan sosial, pengelolaan anggaran, dan penguatan infrastruktur.   Namun, bagaimana program ini dibandingkan dengan kebijakan serupa di negara lain?

Manfaat Strategis Program Makan Siang Gratis

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 terdapat sekitar 44,6 juta siswa tingkat SD dan SMP di Indonesia.  Dengan angka itu, program ini memiliki dampak langsung pada peningkatan gizi dan kesejahteraan siswa dari berbagai lapisan masyarakat.  Berdasarkan penelitian dari World Bank, anak-anak yang mendapatkan asupan gizi melalui program makan siang memiliki tingkat kehadiran 10-15% lebih tinggi dan kemampuan belajar yang lebih baik dibandingkan yang tidak.

Tantangan utama untuk negara dengan geografis kompleks seperti Indonesia adalah distribusi makanan.  Untuk wilayah terpencil, tantangan logistik dan keterbatasan infrastruktur dapat memperlambat distribusi makanan yang segar dan sehat.

Belajar dari Praktik Global

Beberapa negara maju telah menerapkan program makan siang gratis dengan keberhasilan yang dapat dijadikan contoh.

  1. Negara Jepang memiliki sistem makan siang gratis yang terstruktur sejak tahun 1954.  Tiap harinya, sekitar 10 juta siswa menikmati makan siang yang diatur oleh sekolah.  Menu berbasis bahan lokal untuk mendukung pertanian domestik.  Biaya per siswa rata-rata ¥250 (sekitar Rp30.000) per hari, dengan dana gabungan dari pemerintah pusat dan daerah.
  2. Program “National School Lunch Program” (NSLP) di Amerika Serikat telah menjangkau lebih dari 30 juta anak setiap hari.  Pemerintah AS mengalokasikan anggaran lebih dari $14 miliar (sekitar Rp210 triliun) pada 2022 untuk memberikan makanan bergizi pada siswa, terutama dari keluarga berpenghasilan rendah.
  3. Program makan siang gratis di India dikenal dengan “Mid-Day Meal Scheme.” Setiap hari, lebih dari 120 juta siswa mendapat manfaat dari program ini.  Biaya rata-rata per siswa adalah ₹10-12 (sekitar Rp2.000), dan program ini telah berhasil meningkatkan angka kehadiran sekolah hingga 20%.

Kesimpulan

Program makan siang gratis Presiden Prabowo memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak Indonesia. Namun, pelaksanaannya membutuhkan perencanaan matang, pengelolaan anggaran yang efisien, dan koordinasi lintas sektor. Dengan belajar dari praktik negara lain, Indonesia dapat membangun program yang tidak hanya mengurangi kelaparan tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal melalui pengadaan bahan pangan dari petani setempat.

Recent Posts

© Ilmu Administrasi Negara Internasional UNISRI